SOLO, iNewsMuria.id - Sebagai seorang nabi, Ibrahim mendapat ujian yang sangat berat dari Tuhan dalam hidupnya.
Diceritakan bahwa dia baru dikaruniai seorang anak saat usianya menginjak 80 tahun. Dan di tengah kebahagiaan merawat sang anak, sebuah perintah datang dari Tuhan untuk menyembelihnya.
Sempat bimbang dengan perintah itu, Nabi Ibrahim akhirnya mantap untuk menjalankannya sebagai wujud ketaatannya.
Dengan ketaatan yang sangat tinggi itulah, Tuhan akhirnya mengganti tubuh Ismail dengan seekor domba.
Sejarah ini kemudian menjadi awal mula tradisi kurban yang dilakukan umat Islam di tiap tanggal 10 Dzulhijah.
Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Nabi Ibrahim dengan ketaatan dan keikhlasannya yang luar biasa itu.
Balasan yang setimpal dari Tuhan pun didapatkan Nabi Ibrahim, di mana kelak dia menjadi bapak dari para nabi yang ada di dunia ini.
Sebab dua anaknya Ismail dan Ishak selanjutnya menurunkan sosok-sosok nabi yang membawa ajaran tauhid.
"Banyak teladan yang bisa kita contoh dari Nabi Ibrahim. Dia itu contoh manusia yang sangat ikhlas dan taat kepada Allah. Sehingga Allah pun menganugerahkan dua istri dan anak yang semuanya soleh dan solihah. Hal itu pula yang akan kita dapat, bila kita bisa meniru keteladanan Nabi Ibrahim," ujar owner Wong Solo Group H. Puspo Wardoyo, dalam acara pengajian Idul Adha di Masjid Al Hijrah, Karangasem, Solo pada Jumat 30 Juni 2023.
Puspo Wardoyo sendiri meyakini bahwa keteladanan yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim bisa membawa sukses kepada siapapun yang menirunya, termasuk dirinya.
Dan hal itu pun telah dibuktikan Puspo Wardoyo hingga dia menjadi seorang pengusaha sukses.
"Allah tidak butuh darah ataupun daging dari hewan kurban kita. Tapi lebih pada ketaatan kita. Dan Allah pasti akan membalasnya dengan yang lebih baik. Itulah yang selalu saya pegang. Sehingga saya selalu berusaha untuk membuat hidup saya bermanfaat untuk orang lain," tandasnya.
Pada Idul Adha tahun ini Wong Solo Group menyembelih 32 ekor sapi dan 350 ekor kambing, yang dilakukan di seluruh gerai dan cabang perusahaan, termasuk Masjid Al Hijrah.
Masjid Al Hijrah sendiri memiliki makna yang begitu besar dalam kehidupan Puspo Wardoyo.
Sebab masjid ini menjadi saksi bisu keputusannya untuk hijrah meninggalkan segala kemaksiatan, dan kemudian mendalami ilmu agama hingga meraih kesuksesan.
"Nama Al Hijrah saya gunakan sebagai penanda proses hijrah saya dari kemaksiatan, sampai akhirnya saya bisa meraih sukses," pungkas Puspo Wardoyo. (*)
Editor : Langgeng Widodo