KUPANG, iNewsMuria.id - Sedikitnya 2.770 pelajar di Kupang, Nusa Tenggara Timur ikut ambil bagian dalam pagelaran tarian Lufut yang diinisiasi oleh Bank Indonesia pada Jumat 28 April 2023.
Acara yang digelar dalam rangka memperingati HUT Kota Kupang ke 27 dan HUT BI ke-70 tersebut berbuah hasil positif, yakni penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), sebagai pagelaran tarian Lufut dengan peserta terbanyak.
Pihak MURI sendiri mencatatkan nama tarian asal Timor Helong Nusa Tenggara Timur tersebut dalam daftar Rekor MURI dengan nomor 10.920.
“Ada sekitar 2.770 pelajar yang menari dan ini merupakan catatan terbanyak dan merupakan yang pertama di dunia,” kata Direktur Marketing MURI, Awan Raharjo.
Rekor MURI itu diberikan kepada Bank Indonesia wilayah NTT yang sudah menginisiasi pergelaran tarian Lufut tersebut yang merupakan warisan budaya masyarakat adat Timor.
Dia mengatakan bahwa apresiasi itu diberikan sebagai bagian dari upaya lembaga MURI untuk mendukung berbagai budaya ataupun berbagai kegiatan lain yang menghadirkan peserta dengan jumlah yang banyak.
Awan mengatakan bahwa dengan adanya penghargaan dan tercatat dalam rekor MURI itu, seni dan budaya tetap dijaga dan rawat sehingga kelak bisa dirasakan dan diketahui juga oleh generasi selanjutnya.
“Tarian yang diperagakan oleh anak-anak pelajar ini juga sangat tepat sekali, karena nantinya para pelajar inilah yang akan menjaga dan melestarikan budaya khususnya tarian Lufut tersebut,” ujar dia.
Dia mengatakan bahwa berdasarkan perhitungan jumlah peserta tarian dengan metode perhitungan manual terdapat 2.770 orang yang terlibat, namun setelah dicek lagi jumlahnya ada sekitar 3.000an pelajar yang terlibat.
“Namun momentum penyelenggaraan ini karena dalam peringatan HUT ke-27 Kota Kupang dan 70 tahun Bank Indonesia, maka angka yang tercatat resmi di MURI adalah 2.770,” tambah dia.
Beberapa pelajar yang terlibat dalam tarian Lufut mengaku bangga karena bisa mencatatkan nama tarian tersebut sebagai rekor MURI.
Seorang pelajar SMP N 1 Kota Kupang Alex Riwu ditemui di sela-sela persiapan untuk menari mengakui bahwa cuacanya sangat panas, tetapi dia mengaku hal tersebut bukan masalah.
"Walaupun panas tetapi tidak apa-apa, karena ini juga untuk mempromosikan budaya kita," ujar dia.
Tarian Lufut sendiri adalah sebuah tarian yang mengisahkan kebersamaan masyarakat Timor pada zaman dahulu yang bergotong royong dalam membangun ladang baru atau membangun rumah.
Selain itu juga dalam proses merontokkan padi yang baru saja dipanen dengan menggunakan kaki. Untuk melepaskan bulir-bulir padi digunakan kaki secara bersama-sama.
Sedangkan dalam membangun rumah, tanah yang baru saja ditimbun akan diinjak serta diratakan dengan kaki secara bersama-sama hingga tanah menjadi padat dan kokoh.(*)
Editor : Langgeng Widodo