CALIFORNIA, iNewsMuria.id - Kualitas tidur yang baik tidak hanya memberikan istirahat dan pemulihan tetapi juga melindungi orang dari banyak masalah kesehatan jangka panjang seperti stres, masalah jantung hingga diabetes.
Sebuah penelitian baru di Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa asupan dalam makanan dapat menentukan waktu tidur seseorang.
Dalam sebuah studi baru yang dilakukan di antara 23 atlet perguruan tinggi wanita tersebut, para peneliti mengevaluasi bagaimana waktu tidur dipengaruhi oleh konsumsi nutrisi mereka.
Temuan menunjukkan bahwa atlet yang mengonsumsi lebih banyak karbohidrat dan vitamin B12 dan C tidur lebih awal dan bangun lebih awal, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi lebih sedikit nutrisi ini.
Para peneliti mengatakan, hal itu mungkin karena nutrisi ini membantu sintesis hormon vital yang mengatur tidur, termasuk serotonin dan melatonin
"Untuk atlet, kesuksesan diukur tidak hanya dengan kesiapan untuk tampil tetapi juga ketahanan di dalam dan di luar lapangan," kata peneliti dan seorang mahasiswa doktoral di West Virginia University, Lauren Rentz, seperti dilansir Medical Dialy, Senin 24 April 2023.
Para atlet memakai cincin pintar yang melacak tidur mereka selama 31 malam berturut-turut selama musim kompetisi.
Asupan makanan para peserta juga dicatat pada tiga hari terakhir evaluasi.
Peneliti menemukan hubungan yang kuat antara konsumsi nutrisi dan waktu tidur.
Namun, mereka tidak dapat menemukan hubungan dengan durasi tidur karena sebagian besar peserta tidur rata-rata tujuh hingga delapan jam di malam hari.
Studi ini dipresentasikan pada American Physiology Summit, pertemuan tahunan unggulan American Physiological Society (APS), di Long Beach, California akhir pekan lalu.
Para peneliti memperingatkan studi ini tidak boleh ditafsirkan sebagai sebab dan akibat, tetapi dapat menunjukkan bagaimana berbagai aspek kesehatan secara bersamaan, dapat berkontribusi pada kinerja dan potensi pemulihan atlet.
Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah mengevaluasi pola kesehatan yang serupa pada kelompok atlet yang lebih besar, untuk memahami bagaimana pola ini dapat memengaruhi kesuksesan mereka. (*)
Editor : Langgeng Widodo