Tradisi Gebyar Rebo Wekasan di Desa Jepang Digelar, Obati Rindu Masyarakat

KUDUS, iNewsMuria.id - Tradisi Gebyar Rebo Wekasan di Desa Jepang Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus digelar. Pagelaran budaya yang rutin diadakan tiap bulan Shafar penanggalan Hijriah tersebut, tahun ini dimulai dari Senin, 12/9/2022 hingga berakhir pada 20/9/2022 mendatang.

Tahun ini, beragam kegiatan dilaksanakan oleh pihak Masjid Jami' Wali Al-Ma'mur, antara lain, bazar UMKM, pentas seni, khataman alquran, pengajian, kirab dan dipungkasi pengambilan air salamun.

Baca Juga

Lesbumi PCNU Kudus Meriahkan Panggung Rebo Wekasan

Tradisi pengambilan air salamun saat Rebo Wekasan di Sumur Masjid Jami' Wali Al-Ma'mur Desa Jepang, diketahui oleh masyarakat ialah, warisan para pendahulu yang didahului oleh Sunan Kudus dan Arya Penangsang. 

Dikatakan Ketua Pokdarwis Desa Jepang, Budi Handayani, Rebo Wekasan menjadi pagelaran yang begitu dinanti oleh masyarakat Desa Jepang. "Tradisi Rebo Wekasan, menjadi tradisi penting bagi masyarakat Desa Jepang, yang kini telah dimodifikasi dengan berbagai kegiatan. Sebab, Jepang saat ini adalah salah satu desa wisata di Kabupaten Kudus. Dan ketika even tradisi tahunan ini berjalan, mereka berduyun-duyun datang dan meluangkan waktu tiap malam di komplek masjid," ucapnya.

Penampilan salah satu peserta panggung seni Gebyar Rebo Wekasan.

"Dan kegiatan tradisi ini, sebagai obat rindu masyarakat untuk nyengkuyung secara bebarengan, menyukseskan agenda ini," tambah perempuan yang akrab disapa Bu Yani.

Senada dengan Bu Yani, Nazir Masjid Jami' Wali Al-Ma'mur, KH Ridwan di awal pembukaan, Senin lalu mengatakan, setelah mandek dua tahun karena Covid-19 yang melanda seluruh dunia, Rebo Wekasan tahun 2022 ini bisa digelar kembali dengan rasa syukur.

Kegiatan yang ditandai dengan pemukulan bedug di panggung pentas seni oleh takmir Masjid Jami' Wali Al-Ma'mur H. Muchamad Mastur tersebut, sontak membuat masyarakat bersorak gembira dan bertepuk tangan. 

Sementara Nur Azis, ketua Rebo Wekasan mengapresiasi seluruh kepanitiaan, dengan tempo yang sangat singkat, tradisi yang ditunggu-tunggu masyarakat dapat terlaksana. "Semoga dapat barakah dari kegiatan ini," terang Azis.

Editor : Achmad Fakhrudin