Buka Pelatihan Duta Adipangestuti se-Jateng, Respati Ardi : Duta Adipangastuti itu Agen Perubahan

Langgeng Widodo
Pembukaan pelatihan Duta Adipangestuti di Solo, Selasa (9/12/2025). Foto Ist

SOLO,iNewsMuria.id-Pelatihan Duta Adipangastuti se-Jawa Tengah Tahun 2025 resmi dibuka Wali Kota Surakarta Respati Ardi, Selasa (9/12/25) di Solo. Kegiatan selama dua hari itu diikuti 58 siswa dan 58 guru dari 58 SMA pelaksana Sekolah Adipangastuti di kabupaten/kota di serta sebelas cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, Wali Kota menyampaikan apresiasi kepada Solo Bersimfoni atas komitmennya memperkuat ekosistem pendidikan yang aman dan inklusif. Ia menegaskan, para Duta Adipangastuti adalah agen perubahan di sekolah masing-masing.

"Remaja memiliki peran strategis dalam menjaga ruang belajar dari kekerasan, menguatkan penghargaan terhadap keberagaman, serta membangun karakter empatik dan toleran. Kami berharap gerakan toleransi dapat berkembang menjadi budaya hidup di sekolah, bukan sekadar program tahunan," kata Respati.

Materi pelatihan dimulai dengan sesi kepemimpinan perempuan yang disampaikan Wakil Wali Kota Surakarta Astrid Widayani. Dalam paparannya, ia mengajak peserta memahami pentingnya kesetaraan 
gender, peran kepemimpinan perempuan dalam ruang publik, dan tanggung jawab remaja dalam 
menciptakan ruang aman bagi semua identitas gender.

"Remaja memiliki kekuatan besar untuk menolak stereotip dan menjadi teladan dalam memperjuangkan kesetaraan," kata Astrid Widayani.

Staf Ahli Pencegahan BNPT RI, Prof Muhammad Suaib Tahir yang juga memberi sambutan, menghadirkan materi perdamaian dan toleransi. Ia menyampaikan bahwa remaja berada di garis depan dalam pencegahan kekerasan dan intoleransi.

Dia menekankan bahwa perdamaian lahir dari tindakan sehari-hari yang sederhana namun konsisten, menghindari ujaran kebencian, melawan perundungan, menghargai perbedaan, serta mengelola konflik dengan dialog.

"Jadilah duta perdamaian yang mampu menjaga harmoni baik di ruang fisik maupun digital," pesan Prof Suaib.

Sesi berikutnya diisi Ketua Solo Bersimfoni, M Farid Sunarto yang membawakan materi mengenai nilai-nilai Adipangastuti sebagai fondasi pembentukan karakter remaja. Ia mendorong peserta agar mampu mengintegrasikan nilai budaya tersebut dalam kehidupan 
sehari-hari, komunikasi digital, dan interaksi antar teman sebaya.

"Nilai hastha laku, seperti andhap asor, pangerten, dan tepa selira, bukan hanya filosofi budaya Jawa, tetapi panduan perilaku yang relevan dalam menghadapi tantangan sosial 
modern," kata Farid.

Selanjutnya, Direktur Program Solo Bersimfoni, Prof Agung Nur Probohudono, Ph.D memberi materi mengenai Resilience Impact Leadership. Prof Agung menekankan pentingnya daya lenting (resilience) bagi remaja di tengah perubahan cepat, tekanan sosial, dan dinamika dunia digital.

Ia mengajak peserta memahami bahwa pemimpin yang berdampak adalah mereka yang mampu 
bangkit dari tantangan, mengambil keputusan dengan bijak, serta memimpin dengan empati. Melalui 
berbagai simulasi, peserta diajak mengenali kekuatan diri, mengelola emosi, dan membangun kepemimpinan berbasis karakter.

Materi kreativitas digital kemudian diberikan oleh Triana Rahmaningsih, yang mengajak peserta memahami pentingnya etika digital, keamanan data, dan kekuatan kreativitas yang bertanggung jawab. Triana menegaskan bahwa konten digital memiliki dampak besar bagi opini publik dan perilaku remaja, sehingga setiap duta perlu menghasilkan konten yang positif, inspiratif, dan selaras dengan nilai toleransi dan kultur lokal.

Melalui contoh-contoh konten kreatif, peserta diajak mengasah kemampuan bercerita, memanfaatkan media sosial secara aman, dan menjadi role model bagi teman sebaya.

Di sela rangkaian kegiatan, Direktur Operasional Solo Bersimfoni, Dr. Didik Prasetyanto menegaskan pentingnya pelibatan remaja dalam gerakan toleransi di Jawa Tengah.

“Para Duta Adipangastuti adalah wajah masa depan Jawa Tengah. Mereka bukan sekadar belajar, tetapi 
membangun. Kami percaya bahwa ketika remaja diberi ruang, kepercayaan, dan pengetahuan yang 
tepat, mereka dapat menciptakan perubahan nyata di sekolah masing-masing,” ungkap Dr. Didik.

Pada hari kedua, seluruh peserta siswa mengikuti Walking Tolerance Tour yang dipandu Soerakarta Walking Tour. Peserta diajak menyusuri jejak keberagaman Kota Surakarta melalui kunjungan ke beberapa rumah ibadah yang berdiri berdampingan dan menjadi simbol harmoni kota ini, yakni Masjid Agung Surakarta, Gereja Santo Petrus Purbayan, GPIB Penabur, serta Klenteng Tien Kok Sie di kawasan Pasar Gede.

Dalam perjalanan ini, peserta belajar langsung mengenai nilai toleransi 
yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Surakarta selama berabad-abad. Interaksi 
dengan pengelola rumah ibadah serta penjelasan sejarah kota memperkaya pemahaman peserta mengenai harmoni dan kebhinekaan.

Di akhir kegiatan, dilakukan pengumuman pemenang Lomba Poster Sekolah Adipangastuti Tahun 
2025. Sebanyak 160 siswa dari 67 SMA pelaksana Sekolah Adipangastuti mengikuti lomba ini. Terdapat tiga kategori poster yaitu hasthalaku, perundungan, dan intoleransi. Sebanyak Sembilan pemenang, masing-masing 3 pemenang tiap kategori, akan mendapatkan piagam dan piala dari Solo Bersimfoni.(*)

Editor : Arif F

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network