JAKARTA, iNewsMuria - Stunting masih menjadi tantangan besar bagi masa depan anak Indonesia. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, satu dari lima bayi di Indonesia mengalami stunting.
Kondisi ini terjadi akibat kekurangan asupan gizi jangka panjang, yang menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak. Dampaknya tidak hanya pada kesehatan, tetapi juga pada potensi anak di masa depan.
Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan angka stunting hingga di bawah 18 persen pada 2025. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatatkan angka stunting tertinggi, yakni 35,3 persen atau sekitar 509 ribu anak. Data ini menegaskan urgensi aksi nyata untuk mendukung anak-anak tumbuh sehat dan berdaya.
“Upaya ini membutuhkan kerja sama lintas sektor, karena peningkatan gizi anak adalah bagian dari membangun masa depan bangsa yang lebih kuat," ujar Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, dalam keterangannya, Kamis (16/10/2025).
Golf for Humanity 2025, inisiatif dukung anak Indonesia bebas stunting
Dalam upaya inisiatif memerangi stunting, Human Initiative (HI) menggelar Golf for Humanity pada 1 November 2025 untuk mengatasi isu stunting. Kegiatan ini memadukan olahraga dengan semangat sosial guna menggalang dukungan bagi anak-anak Indonesia.
Turnamen ini menjadi wadah kolaborasi yang menginspirasi, mengumpulkan peserta dan mitra untuk mendukung program peningkatan gizi anak di wilayah seperti Adonara Timur, Flores Timur, dengan angka stunting 18,1 persen.
“Stunting bukan sekadar persoalan angka, tetapi tentang masa depan anak-anak Indonesia. Mari berkolaborasi melalui solusipeduli.org untuk wujudkan Indonesia bebas stunting,” kata Vice President WPND Human Initiative, Bambang Suherman.
Melalui Golf for Humanity, setiap pukulan di lapangan hijau melambangkan harapan baru bagi anak-anak Indonesia. Program SAGITA dari Human Initiative terus memperkuat gizi ibu hamil dan balita, menciptakan generasi yang lebih sehat dan kuat.
Editor : Arif F
Artikel Terkait