GROBOGAN,iNewsMuria.id – Puluhan sukarelawan di Kabupaten Grobogan dari berbagai elemen mengikuti pelatihan deteksi dini dan respons cepat penyakit berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Pelatihan tersebut digelar PMI Grobogan sejak Selasa hingga Kamis 23-25 September 2025 dengan fokus Pengendalian Kejadian Luar Biasa dan Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM)
“Tujuannya agar sukarelawan mampu melakukan pemetaan faktor risiko ataupun ancaman penyakit yang berpotensi KLB di desa masing- masing,” jelas Sekretaris PMI Grobogan Djasman, Kamis (25/9/2025).
Sehingga diharapkan dengan bekal pelatihan yang digelar PMI Grobogan dengan sejumlah narasumber, lanjutnya, sukarelawan bisa menentukan aksi selanjutnya atas ancaman itu.
Kegiatan yang digelar di Markas PMI Grobogan selama tiga hari ini diikuti oleh 25 peserta dari unsur Kader, perangkat desa, SIBAT dan Sukarelawan PMI.
Ditambahkan Kasi Pelayanan dan Kemitraan, Gesit Kristyawan, sebagai pelatih dan narasumber, didatangkan langsung dari PMI Pusat, Anggi Ardiyansah dan Agung Cahyoko dari PMI Wonogiri.
“Pelatihan ini diharapkan untuk memperkuat kapasitas PMI dan juga mendukung pemerintah dalam hal Pengendalian KLB,” kata Gesit.
Dengan pelatihan ini, Gesit berharap peserta bisa memahami hingga mampu mengendalikan KLB, kemudian memahami sistem surveilans kesehatan yang dilakukan di Indonesia.
Melalui sistem SATUSBM lanjutnya, peserta dapat berperan aktif untuk melakukan deteksi dini dengan melaporkan temuan tanda dan gejala suatu penyakit yang berpotensi KLB di desa mereka.
Serta menentukan aksi dini seperti merujuk ke fasilitas kesehatan, berkoordinasi dengan Puskesmas atau Puskeswan setempat. Karena PMI Grobogan juga berkoordinasi dengan Dinkes dan Disnakkan.
“Selain sistem SATUSBM peserta juga dikenalkan dengan Perangkat Pengendalian KLB yang terdiri dari Perangkat Penyakit, Perangkat Aksi, Perangkat Pesan,” sambung Gesit.
Salah satu peserta, Anik, dari Kedungjati, mengaku senang dapat mengikuti kegiatan pelatihan seperti itu. Karena bermanfaat dalam pengendalian penyakit berpotensi KLB.
“Karena manfaatnya besar, maka walaupun jarak rumah ke Markas PMI Grobogan jauh, saya tetap semangat mengikuti pelatihan ini,” ujar Anik.(*)
Editor : Arif F
Artikel Terkait