JAKARTA, iNewsMuria - Asosiasi Kebersamaan Pengusaha Travel Haji Umrah (BERSATHU) turut serta dalam pertemuan koordinasi dengan Kementerian Agama RI pada Kamis, 26 September 2024. Pertemuan itu membahas persiapan penyelenggaraan ibadah haji khusus tahun 1446 H/2025. Pertemuan berlangsung di Ruang Sidang 1 Ditjen Penyelenggaraan Haji Umroh, Kementerian Agama RI, dan dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, Kapuskes Haji RI, Konsul Haji Jeddah, serta perwakilan dari 11 asosiasi.
Dirjen PHU Hilman Latif menyoroti masalah yang terjadi pada musim haji 1445 H/2024, di mana banyak jemaah haji yang menggunakan visa non-haji tertangkap oleh pemerintah Saudi Arabia. Pemerintah Indonesia telah mengadvokasi para jemaah yang ditahan agar dapat kembali ke tanah air.
“Kami menyambut baik tindakan pemerintah, ini saatnya pemerintah menindak tegas pelaku yang memberangkatkan jemaah di luar kuota resmi. Pelanggaran ini harus ditangani secara hukum,” ungkap Rizky Sembada, Sekjen BERSATHU, usai pertemuan di Jakarta.
Saudi Arabia berencana memperketat regulasi dan meningkatkan pengawasan dalam penyelenggaraan haji pada 2025. Indonesia pun akan memperketat aturan terkait visa haji, menegaskan bahwa hanya visa haji yang diperbolehkan untuk ibadah ini. Pemerintah juga akan menindak tegas pelaku yang masih nekat menggunakan visa non-haji.
Selain regulasi, kesehatan jemaah menjadi topik utama dalam pertemuan tersebut. Farid Aljawi, Ketua Harian BERSATHU, menyatakan kesiapan asosiasi untuk mendukung pemerintah dalam sosialisasi terkait pentingnya kesehatan jemaah haji. Pemeriksaan kesehatan secara ketat akan menjadi syarat mutlak, memastikan setiap jemaah dalam kondisi istito'ah (mampu) secara fisik dan psikologis sebelum berangkat.
Dalam dua tahun terakhir, penyakit pneumonia menjadi penyebab utama kematian jemaah haji. Cuaca ekstrem di Saudi Arabia dan kurangnya persiapan menjadi faktor yang memperparah kondisi ini. Pemerintah kini berfokus pada pencegahan dengan pemeriksaan kesehatan yang lebih ketat, mencakup fisik dan asesmen psikologis.
Liliek Marhaendro Sulilo, Kapuskes Haji Kemenkes RI, menegaskan pentingnya langkah-langkah ini. “Pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh di Indonesia sangat penting untuk memastikan jemaah siap secara fisik dan mental sebelum melaksanakan ibadah haji,” tutupnya.
Dengan persiapan yang matang, diharapkan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1446 H/2025 akan berjalan lebih lancar, aman, dan kondusif bagi seluruh jemaah.
Editor : Langgeng Widodo
Artikel Terkait