KUDUS, iNewsMuria.id - Latber (latihan bersama) burung perkutut Gantangan Jengkal (Jekulo anggungan kutut lokal), Desa Bulung Cangkring, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus telah rilis empat pekan lalu. Setiap sepekan sekali, yakni hari Minggu, lintas komunitas perkutut yang ada di Kudus 'menggantangkan' perkutut kesayangannya.
Perkutut sendiri diyakini masyarakat Jawa khususnya, sebagai burung yang memiliki mitos tersendiri bagi pemiliknya.
Halnya pagi ini, Minggu, 30/1, terdapat 80 burung sebagai peserya mengikuti latberan perkutut di Gantangan Jengkal. Sementara eserta datang dari berbagai penjuru Kota Kretek.
Di Gantangan Jengkal, terdapat tiga kelas yang dilombakan, yakni pemula, layon dan gacoran.
Sebelumnya, informasi mengenai Gantangan Jengkal diinformasikan melalui laman facebook, yang bernama Kaji Ronggo.
Wakin, mengaku sudah empat kali ini 'menggantangkan' burung perkututnya, "dari awal dibukanya Gantangan Jengkal, saya telah mengikuti terus, berarti sudah empat kali ini," katanya.
"Hari ini, saya membawa dua anggungan saya, perkutut lokal semua, meskipun tidak mendapat nomor juara, yang penting bisa jadi ajang kumpul sedulur pecinta anggungan," ungkap Wakin, yang juga warga Bulung.
Senada dengan Wakin, kepada iNewsMuria.id, Ansory, asal Larikrejo Undaan tersebut membawa kelas layon dan gacoran. "Sekarang, hobi perkutut itu menyenangkan, sudah ada gantangan untuk saling kenal satu sama lain, jadi mudah seduluruan antar satu sama lain," ucap pemilik akun Facebook Ansory (pejuang cinta) tesebut.
Diakuinya, dia telah lama sebagai penghobi burung anggungan, "di rumah saya ada banyak perkutut, dari berbagai jenis, dari perkutut lokal, crosing hingga warna. Kalau ikut latberan kayak gini, gak dapat juara gak jadi hal penting, yang paling penting itu silaturahmi dan seduluran," tuturnya.
Editor : Achmad Fakhrudin
Artikel Terkait
