JAKARTA, iNewsMuria - Media sosial menjadi platform yang memungkinkan para kreator konten menampilkan hasil karyanya sesuai bidang, bakat dan apa saja yang mereka geluti.
Seperti yang dilakukan tiga kreator berikut ini yang dengan kisah uniknya memperkenalkan keragaman dan keunikan budaya nusantara kepada masyarakat luas lewat platform media sosial TikTok.
Kiki Nasution, fotografer sekaligus pembuat film ini aktif membagikan kisah-kisah mengenai masyarakat tradisional Indonesia lewat akunnya bernama Sabda Bumi.
Sebelumnya, Kiki hanya sebatas memotret kehidupan masyarakat tradisional dengan lensa kameranya. Keinginan untuk memperkenalkan mereka lebih luas ke masyarakat, terutama generasi muda, membuatnya mencoba untuk menyajikan konten dalam bentuk video pendek di TikTok.
"Aku menarasikan cerita ini kan memang aku tujuannya supaya makin luas ke generasi muda, kalau hanya sebagai foto saja mungkin itu agak sedikit niche market atau terbatas gitu padahal kan banyak yang bisa ceritakan secara visual, audio," ungkap Kiki dalam konferensi pers secara daring, baru-baru ini.
Kini mengupas dan berbagi informasi mengenai kehidupan dan budaya masyarakat tradisional Indonesia, misalnya suku Mentawai, Baduy, dan Dayak Iban yang menggabungkan kompilasi foto, potongan podcast, dan video koleksi pribadinya.
Ada pesan moral dari kisah yang dibagikan Kiki, bahwa tradisi yang telah turun temurun diwariskan nenek moyang salah satunya adalah dengan menjaga keseimbangan sosial dan alam.
"(Mempelajari kehidupan) Mentawai itu titik balik aku melihat relevannya tradisi bagaimana tradisi itu nilai-nilai yang dibuat oleh leluhur kita untuk keseimbangan sosial dan keseimbangan alam," ujarnya.
Kreator konten lainnya bernama Ayuan Prawida. Lewat TikTok Live, dia mengenalkan alat musik tradisional khas suku Dayak dari Kalimantan bernama Sape.
Berawal dari belajar memainkan Sape secara otodidak setelah dikenalkan temannya, Ayuan mencoba untuk mengenalkan lebih luas alat musik itu dengan melakukan siaran langsung di TikTok agar bisa berinteraksi dengan para penontonnya.
"Pengalaman aku selama live itu sebenarnya antusias atau apresiasi dari mereka yang menonton itu sangat positif sekali. Aku juga bisa ngobrol secara real time bareng mereka dan bisa menjangkau lebih luas untuk memperkenalkan alat musik yang sedang aku mainkan," ujar Ayuan.
Satu lagi, kreator konten bernama Kadek Astini yang konsisten membagikan informasi mengenai tari tradisional Bali. Bahkan, Kadek juga membuka kelas bagi anak-anak disabilitas di Sanggar Pradnya Swari yang didirikannya.
Bagi Kadek, penyandang disabilitas punya hak dan kesempatan yang sama untuk berkarya. Terutama untuk menikmati dan juga melestarikan kebudayaan Indonesia.
"Kami ini berusaha meratakan istilahnya orang normal bisa, orang penyandang disabilitas juga pasti bisa. Jadi kebetulan di sini saya memiliki peserta didik penyandang disabilitas yang memang kekurangan dari postur tubuhnya itu saya mencoba mengajak dia latihan biar generasi penerus itu bisa melestarikan seni budaya," katanya.
Platform media sosial seperti TikTok menurut Kadek sangat membantunya dalam memperluas jangkauan pengenalan kebudayaan tradisional tidak hanya di Indonesia, tapi juga sampai ke luar negeri.
Bahkan, berkat konten yang dia bagika lewat TikTok, Kadek merasa semakin banyak masyarakat dari luar Bali hingga mancanegara yang tertarik untuk mempelajari budaya dan tari tradisional Bali.
"Kebetulan berkat video pendek di TikTok ini jangkauannya sangat luas sekali bahkan banyak sekali warga lokal dari luar Bali dan juga dari mancanegara yang kepingin tau budaya kita," demikian Kadek.
Editor : Langgeng Widodo