SOLO, iNewsMuria.id - Tahun 2024 menjadi tahun yang istimewa bagi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang akan menggelar dies natalis ke-60.
Tema "60 Tahun ISI Solo: Transformasi dan Jati Diri untuk Kejayaan Negeri" diangkat sebagai bentuk komitmen ISI Solo untuk ikut membangun negeri ke depan.
Berbagai kegiatan telah disiapkan untuk merayakan rangkaian acara ini yang berlangsung sejak awal Juli dan akan mencapai puncaknya pada 15 Juli mendatang.
Humas ISI, Anhar Widodo, menyebutkan bahwa pihak kampus sudah mempersiapkan sedikitnya dua agenda besar. Yaitu, ExpoSeni dan Festival Pasca Penciptaan.
ExpoSeni adalah ajang open house untuk menyajikan capaian pembelajaran kepada masyarakat. ExpoSeni juga menjadi ajang promosi pada calon mahasiswa baru jalur mandiri. ExpoSeni akan digelar Kamis-Jumat, 20-21 Juni 2024.
Sementara, Festival Pasca Penciptaan yang akan berlangsung Rabu-Jumat, 12-14 Juli 2024 mempertunjukkan karya-karya unggulan mahasiswa Pascasarjana ISI Solo serta memberikan apresiasi terhadap karya-karya mahasiswa yang memiliki kontribusi nyata terhadap masyarakat secara langsung.
"Kegiatan ini dikemas dalam bentuk pergelaran atau performing art, pameran seni, seni media yang merupakan karya-karya seni unggulan dari mahasiswa program Pascasarjana ISI Surakarta bidang seni penciptaan, orasi secara performatif atas karya yang telah dilahirkan, serta seminar," katanya pada Jumat 14 Juni 2024.
Sementara Rektor ISI Surakarta Dr. I Nyoman Sukerna menyebut bahwa bagi sebuah lembaga pendidikan tinggi, usia 60 tahun memiliki makna yang mendalam dan filosofis.
"Usia 60 tahun merupakan simbol kematangan. Seperti manusia, organisasi juga berkembang dan belajar dari pengalaman. Lalu yang kedua 60 tahun ini merupakan peringatan tentang Warisan. Di mana selama enam dekade, ISI Solo telah berkontribusi pada dunia seni dan pendidikan, menciptakan warisan yang akan dihargai oleh generasi mendatang. Sedangkan yang ketiga merupakan momentum untuk refleksi dan inovasi," jelas rektor yang akrab disapa Pak Nyo ini.
Pak Nyo juga mengungkapkan bahwa pada Dies Natalis ke-60 ini, ISI Surakarta dapat mencapai status kelembagaan sebagai PTN Badan Layanan Umum (BLU).
Status ini memberikan otonomi tingkat dua, memungkinkan pengelolaan pendapatan secara independen dan bebas pajak yang kemudian dilaporkan ke negara.
Terkait hal itu, Pak Nyo juga menegaskan terkait rencana perluasan kampus ISI Solo ke berbagai wilayah.
Salah satu proyek besar adalah menggagas pendirian Institut Seni Budaya di Sulawesi Selatan yang sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu.
Lalu untuk internal ISI Solo sendiri, tentunya terkait proyek perluasan kampus di luar Solo, tepatnya di Blora, Cilacap, Ponorogo, dan Banyuwangi.
"Kami sudah menjkalin kerja sama dengan pemerintah di empat wilayah tersbeut, dan mereka juga antusias menyambut dengan menyediakan lahan," ujar Pak Nyo.
Rektor menyebut bahwa wilayah-wilayah ini dipilih karena selain terkait dengan tradisi seni yang ada di sana, juga karena mahasiswa dari wilayah-wilayah tersebut cukup tinggi, yang melanjutkan studi ke ISI Solo.
"Dengan adanya kampus-kampus baru ini, mahasiswa dari wilayah-wilayah tersebut tidak perlu lagi jauh-jauh kuliah di Solo. Mungkin di awal-awal pembelajaran mereka masih kuliah di Solo. Tapi untuk berikutnya mereka bisa langsung kuliah di kampus yang dekat dengan tempat asalnya," pungkasnya. (*)
Editor : Langgeng Widodo