JAKARTA,iNewsMuria.id-Karyawan PT HM Sampoerna yang mengikuti Program HOPE (Help, Overcome, Prepare, Energize) merasakan manfaat dari berbagai pelatihan yang disediakan.
Program pemberdayaan dari PT HM Sampoerna itu ditujukan bagi mereka yang sudah memasuki masa pensiun. Ragilia, salah satu karyawan bagian SKT (sigaret kretek tangan) yang memasuki masa pensiun punya cerita.
Di 2020, ia mengikuti pelatihan bidang perdagangan, bagian dari program HOPE. Di situ, Ragilia dan peserta lainnya dibekali berbagai pelatihan, pengembangan, khususnya bidang keuangan dan kewirausahaan.
“Sebelumnya, omzet saya hanya Rp 650.000 setiap bulan, Saat ini, saya mampu membuka toko offline dan berjualan online. Kini, omset saya mencapai Rp 20 juta setiap bulan dan followers saya bertambah,” kata dia yang mulai merasakan manfaat dari pemasaran daring.
Hal yang sama diakui Buami, yang juga dari SKT. Ia mengikuti program HOPE 2020. Ketika pertama kali mengikuti program iti, Buami sempat mengalami kesulitan mengikuti materi pelatihan daring (online) melalui layar ponsel. Meski demikian, dia mendapat dukungan penuh dari putrinya.
Keduanya menyiasati dengan cara mendokumentasikan berbagai materi pelatihan dalam sebuah buku besar. Selanjutnya, Buami mengulang materi pelatihan dengan membacanya di buku besar tersebut.
Berkat pelatihan itu, kini Buami berhasil mewujudkan mimpi putrinya untuk menempuh pendidikan ke perguruan tinggi. "Saya merasa terbantu berkat pelatihan-pelatihan yang disediakan oleh Program HOPE," ujar Buami optimis.
Gagasan Program HOPE
Melalui program HOPE yang diluncurkan sejak 2019 ini, para karyawan Sampoerna yang memasuki usia pensiun dibekali berbagai pelatihan dan pengembangan, khususnya di bidang keuangan dan kewirausahaan.
Hal ini bertujuan agar para karyawan siap menjalani masa purna tugas dengan kegiatan yang bermanfaat dan memberi nilai ekonomi bagi karyawan beserta keluarganya.
Selain itu, program tersebut diharapkan dapat membekali para karyawan dengan kemampuan mengatur keuangan pribadi dan keluarga secara lebih baik, bahkan memanfaatkan peluang wirausaha hingga investasi.
Tak hanya itu, program HOPE juga bertujuan untuk mendorong agar kesejahteraan mereka tetap terjaga selepas ension. Program HOPE dilakukan secara luar jaringan (offline) dan daring.
Para peserta dapat memilih empat kategori program sesuai minat dan bakatnya, yaitu Food & Beverage, perdagangan, jasa, hingga pertanian. Terdapat lebih dari 30 kelas kewirausahaan yang dapat diikuti peserta, termasuk pelatihan kewirausahaan bidang kuliner, katering, jasa binatu, dan lainnya.
Salah satu keunikan program yang meraih penghargaan "Pelatihan Kewirausahaan dan Finansial kepada Karyawan dan Keluarga Karyawan Terbanyak" dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) ini adalah para peserta mendapatkan pembinaan secara berkelanjutan. Usaha mereka akan dipantau oleh mentor. Peserta pun dapat berkonsultasi terkait tantangan yang mereka alami selama menjalankan usahanya.
Dalam program ini, keberhasilan para peserta dalam menjalankan usahanya diukur berdasarkan beberapa aspek, seperti mampu menabung minimal 10 persen dari pemasukan, memiliki dana darurat, bisa memulai investasi, serta mengurangi utang.
Di bidang kewirausahaan, para peserta Program HOPE dianggap berhasil ketika mampu mencatatkan peningkatan penjualan minimal 10 persen.
Keunikan lainnya, Sampoerna mengizinkan anggota keluarga para peserta program untuk turut serta dalam Program HOPE. Hal ini bertujuan agar para anggota keluarga dapat memotivasi peserta program untuk lebih bersemangat dalam mengembangkan usahanya selepas pensiun.
Tak hanya itu, para peserta juga akan bergabung ke dalam komunitas Jejaring Tiga Tangan. Komunitas ini merupakan wadah para peserta Program HOPE. Dengan demikian, mereka dapat saling berjejaring/berkolaborasi satu sama lain sehingga dapat berkembang bersama sama.(*)
Editor : Langgeng Widodo