SOLO,iNewsMuria.id-Kado ulang tahun manis bagi Politeknik Indonusa Surakarta yang merayakan dies natalis ke 21.
Perguruan tinggi vokasi swasta terbesar di Surakarta itu, Selasa (1/8/2023), menerima surat keputusan (SK) transformasi program sarjana (S1) terapan dari semula program Diploma (D3).
Yakni, program studi (prodi) komunikasi menjadi produksi media, prodi teknologi otomotif menjadi rekayasa otomotif, dan prodi sistem informasi menjadi rekayasa perangkat lunak.
SK dari Kemenristek Dikti itu diserahkan oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI, Bhimo Widyo Andoko kepada ketua Yayasan Indonesia Membangun Surakarta Dr Singgih Purnomo yang diteruskan kepada Direktur Politeknik Indonusa Suci Purwandari, di kampus setempat.
Dengan adanya transformasi program sarjana itu, kini Politeknik Indonusa Surakarta memiliki tujuh program studi, yakni 5 program sarjana terapan (S1) dan 2 prodi Diploma (D3).
Selain tiga yang sebelumnya disebut, program studi sarjana terapan adalah Manajemen Informasi Kesehatan / Rekam Medis, dan Teknologi Laboratorium Medis / Analis Kesehatan. Ada pun untuk program Diploma adalah D3 Farmasi serta D3 Perhotelan.
Dalam sambutannya, Bhimo Widyo Andoko berharap, transformasi program studi dari diploma ke sarjana terapan itu menjadi pemantik bagi Politeknik Indonusa Surakarta untuk meningkatkan kualitas dosen, kerja sama, MBKM, dan taat asas laporan data.
"Politeknik Indonusa adalah perguruan tinggi vokasi swasta terbesar dan menjadi barometer di Soloraya. Selamat memperingati dies natalis ke 21," kata Bhimo memberi pujian.
Baik ketua Yayasan Indonesia Membangun Surakarta Dr Singgih Purnomo maupun Direktur Politeknik Indonusa Suci Purwandari berterima kasih pada Kemenristek Dikti dan LLDIKTI Wilayah VI, atas SK transformasi program studi itu.
"Terima kasih Pak Bhimo, terima kasih LLDIKTI yang ikut memperjuangan transformasi program studi dari diploma ke sarjana terapan ini," kata Suci Purwandari.
Sementara itu Dr Singgih Purnomo mengatakan, jika perguruan tinggi ingin dilirik calon mahasiswa serta ingin mencari mahasiswa yang sebanyak-banyaknya maka harus melakukan perubahan mengikuti zaman.
Ia mengingatkan jangan pernah bermimpi bisa mendapatkan banyak mahasiswa kalau perguruan tinggi itu stagnan dan tidak melakukan perubahan. Menurut dia, masyarakat sudah cerdas dalam memilih perguruan tinggi, kalau tidak berubah dan menawarkan yang menarik jelas akan ditinggal.
"Misal, dulu kalau kuliah di Politeknik cukup lulus D3, kini tuntutannya harus sarjana atau S1. Nah, transformasi program studi dari Diploma ke sarjana terapan ini adalah bagian dari antisipasi perubahan paradigma masyarakat," katanya.
Dengan transformasi program studi itu, Singgih yakin dan berani berkompetisi dengan perguruan tinggi lainnya. "Politeknik Indonusa adalah perguruan tinggi vokasi yang lebih banyak prakteknya, sehingga lulusan benar benar siap kerja," kata Singgih.(*)
Editor : Langgeng Widodo