PASCA Lebaran, bersamaan musim pancaroba (peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau), banyak orang terserang ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
Menurut dokter Danus Hermawan, banyaknya kerumunan orang saat mudik, saat silaturahmi, saat kumpul kumpul, saat berwisata, memudahkan dan mempercepat virus ISPA.
"Sekitar 80 orang atau 80 persen dari 100 pasien yang datang ke sini dan saya periksa, hasil diaknosisnya mengalami infeksi saluran pernapasan," kata dokter Danus Hermawan yang membuka praktek di kawasan Jongke Karanganyar, Rabu (26//2023).
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. Infeksi ini dapat menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam. Beberapa contoh ISPA adalah flu biasa, influenza, sinus, dan radang tenggorokan.
ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami siapa saja, khususnya pada anak-anak dan lansia, terutama mereka dengan kondisi tubuh yang kurang fit mengalami penurunan kekebalan tubuh.
"Covid-19 juga termasuk dalam golongan ISPA karena virus yang masuk dalam tubuh langsung menyerang organ pernapasan. Mungkin kalau para pesien itu menjalani swab, ada yang terindikasi ke situ. Tapi kalau sudah vaksin, saya kira tak begitu masalah," kata dokter Danus Hermawan.
Apa penyebab penyakit ISPA? Kondisi ini disebabkan oleh adanya infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan. Beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan orang terkena ISPA adalah rhinovirus (penyebab flu), pneumokokus (pnyebab pneumonia dan meningitis), adenovirus (penyebab bronkitis, pneumonia dan flu) virus influenza (penyebab flu), dan virus corona peyebab covid-19).
Sementara itu, bakteri yang dapat menyebabkan ISPA adalah, Streptococcus, Haemophilus, Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, dan Chlamydia
Beberapa gejala umum yang biasanya dirasakan oleh pengidap ISPA, di antaranya, batuk, demam, nyeri kepala, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan atau nyeri telan, timbul gejala sinusitis (hidung beringus, demam dan wajah terasa nyeri), kekurangan oksigen sehingga menyebabkan warna kulit menjadi kebiruan, dan kesulitan untuk bernapas.
"Penularan ISPA terjadi melalui kontak dengan percikan air liur orang yang terinfeksi, bisa lewat penyebaran udara ataupun sentuhan dengan benda yang terkontaminasi virus atau bakteri penyebab ISPA," kata dokter lulusa Universitas Gajah Mada itu.
Bagaimana cara penanganannya? ISPA yang disebabkan oleh virus biasanya akan sembuh dalam waktu 1-2 minggu, sehingga tidak diperlukan pengobatan yang intensif, kecuali dokter menemukan indikasi penyakit berbahaya.
Beberapa penanganan yang biasa dilakukan pada pasien pengidap ISPA adalah, mengonsumsi obat pereda demam dan nyeri pada tubuh, mengonsumsi obat batuk, mengonsumsi obat untuk peradangan atau pembengkakan saluran pernapasan, minum lemon hangat atau madu untuk meredakan batuk, danjangan lupa istirahat dengan cukup serta memperbanyak minum air putih.
"Ada beberapa cara agar terhindar dari ISPA. Yakni, seringlah mencuci tangan dengan bersih, terlebih setelah beraktivitas di tempat umum, menghindari kebiasaan merokok, eminimalisir sentuhan tangan pada wajah, terutama bagian mulut dan hidung," katanya.
"Lalu, perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung serat, mengonsumsi vitamin untuk menambah kekebalan tubuh, serta olahraga secara teratur, minimal 150 menit per minggu." (*)
Editor : Langgeng Widodo