GROBOGAN, iNewsMuria.id-Badan Penanggulangan Bencana Daerah/BPBD Grobogan menyiapkan SOP atau Standar Operasional Prosedur dan jalur evakuasi apabila terjadi bencana di Gedung Setda Grobogan. Diharapkan SOP tersebut juga bisa diterapkan di gedung bertingkat lainnya.
"Karena Gedung Setda Grobogan belum ada jalur evakuasi dan SOP-nya jika terjadi bencana. Ini agar tahu bagaimana penanganannya, siapa yang harus didahulukan," jelas Kepala Pelaksana/Kalak BPBD Grobogan, Endang Sulistyoningsih, Senin (10/4/2023).
Selain pembuatan SOP, lanjut Endang, dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional/HKBN pada 26 April mendatang juga akan digelar simulasi pencegahan dan penanggulangan bencana yang melibatkan berbagai pihak.
"Jadi rencananya untuk 26 April pas peringatan HKBN akan ada pemukulan kentongan sebagai tanda kesiapsiagaan. Kebetulan pas hari pertama masuk kerja setelah libur Lebaran dan mungkin berbarengan dengan halal bihalal juga," kata Endang.
Kemudian lanjutnya, pada puncak peringatan HKBN awal Mei 2023 akan digelar simulasi penanganan bencana gempa di gedung Setda Grobogan. Pihak yang terlibat ada Satpol PP, Damkar, BPBD, ASN, PKK dan beberapa pihak lainnya.
"Sehingga simulasi tersebut tidak hanya sebatas seremonial. Karena akan digunakan sebagai gambaran penanganan tersebut seperti benar-benar terjadi bencana gempa," jelas Kalak BPBD didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Nani Rachmaniarti.
Pemilihan simulasi penanganan gempa bukan tanpa sebab. Menurut Nani Rachmaniarti, Kabupaten Grobogan terletak pada kawasan sesar Kendeng Utara. Sehingga berpotensi terjadi gempa, dengan simulasi diharapkan masyarakat siap.
Memang menurut Nani, Kabupaten Grobogan jauh dari laut namun tetap ada lempeng Kendeng Utara. Karena itu tidak menutup kemungkinan terjadi gempa kendati itu bisa saja 20 tahun, 50 tahun atau 100 tahun lagi.
Ditambahkan Kalak BPBD Endang, dengan adanya simulasi dan penyiapan jalur evakuasi diharapkan Gedung Setda menjadi pionir untuk gedung bertingkat lainnya. Sehingga begitu ada gempa sudah memiliki SOP-nya.
"Karena pada dasarnya pencegahan dan penanggulangan bencana tidak hanya tanggung jawab BPBD saja namun tanggungjawab bersama. Sehingga dengan simulasi diharapkan masyarakat tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa," ujar Kalak BPBD Grobogan. (*)
Editor : Langgeng Widodo