GROBOGAN,iNewsMuria.id--Bupati Grobogan Sri Sumarni bersama Forkompimda meninjau langsung lokasi banjir akibat luapan Sungai Lusi di Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi dan Desa Mayahan, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Senin (2/1/2023). Bupati sempat menegur kepala desa ketika di Desa Mayahan belum ada dapur umum untuk warga korban banjir.
"Bu Kades kita minta hari ini mendirikan dapur umum, karena masyarakat membutuhkan kita jangan sampai warga yang terdampak banjir kelaparan," kata Bupati saat meninjau banjir di Desa Mayahan, Senin.
Bupati meminta Kades Mayahan Ambarwarti untuk segera berkominikasi dengan pemerintah kabupaten mengenai logistik atau bahan untuk dapur umum. Karena sudah sejak Minggu (1/1/2023) malam bahan sudah didrop, jadi tinggal menggerakan warga atau bisa juga melibatkan anggota PKK untuk dapur umum.
"Kita harus gerak cepat, bu kades harus komunikasi dengan pemkab jangan diam. Karena masyarakat menunggu kita. Ya tadi sempat saya marahi, maaf ya bu kades ini demi masyarakat yang terdampak banjir," tambah Bupati bersama Dandim, Wakapolres Kepala Pelaksana BPBD Grobogan, Kepala PUPR, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, dan Kepala Dinsos.
Bupati mencontohkan Desa Karanganyar, di mana saat ditinjau Wabup, Kapolres Grobogan, Kepala Pelaksana BPBD, Dinsos, kades dan warga sudah membuat dapur umum. Sehingga warga yang terdampak langsung mendapatkan bantuan nasi bungkus.
Dari hasil peninjauan menurut bupati jalan penghubung di Desa Karanganyar masih digenangi air dari luapan Sungai Lusi. Kemudian ketika ke Desa Mayahan, Bupati Sri Sumarni dan rombongan harus menggunakan perahu karet untuk menyambangi warga yang terdampak.
"Tadi di Desa Mayahan terutama di Dusun Ngampel, itu kedalaman air akibat banjir luapan sungai lusi ada yang mencapai 1,7 meter. Semoga tidak naik lagi ketinggian airnya," ujar Bupati.
Selain Desa Mayahan dan Desa Karanganyar, Bupati dan rombongan juga meninjau Desa Lemah Putih, Kecamatan Brati. Karena setiap hujan di daerah atas terutama dari Kecamatan Grobogan, air akhirnya berhenti di Desa Lemah Putih. Sehingga ketika air Sungai Lusi tinggi, air tak bisa masuk, akibatnya banjir akan berlangsung lama.(*)
Editor : Langgeng Widodo