KUDUS,iNEWSMURIA.ID-Bencana banjir yang melanda di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah tahun ini, berdampak signifikan terhadap penurunan serapan gabah dan beras yang dilakukan Bulog. Selain itu, serapan gabah petani diperkirakan juga akan turun dari target yang telah ditetapkan yakni 532 ribu ton.
Hal ifu diungkapkan Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana usai berkunjung di Pendopo Kabupaten Kudus, Kamis (6/2/2025). “Lahan sawah yang terendam banjir di Jawa Tengah 60 ribu hektar dan tentu hal ini membuat kita prihatin,” ujar Nana, menjawab pertanyaan wartawan.
Bahkan, kata Nana, wilayah Jawa Tengah memasuki musim panen, antara Februari hingga April. Dan di rentang tiga bulan itu tidak terdampak cuaca ekstrim. Produksi gabah kering panen (GKP) di Jawa Tengah dari Februari hingga April 2025 sebanyak 4,8 juta ton dengan luas sawah 688 ribu hektar.
“Kita telah rapat dengan Bulog terkait serapan gabah dan beras untuk mendukung swasembada pangan agar target serapan 532 ribu ton dapat tercapai,” terang Nana.
Sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto, lanjut Nana, harga beli gabah dari petani telah ditentukan Rp 6.500 per kg. Sedang harga beli beras Rp 12 ribu per kg. Untuk tahap awal, Bulog akan mengambil 20 persen dari hasil panen petani di Jawa Tengah.
"Pihak Pemprov Jateng bersama TNI dan Polri juga melakukan pendampingan untuk mencari pangsa pasar dari hasil panen petani,” tukas Nana.
Untuk diketahui, Pemprov Jateng siap mendukung Bulog dalam penyerapan gabah dan beras untuk swasembada pangan. Pj gubernur menginstruksikan agar gudang penyimpanan milik pemerintah didayagunakan, supaya target serapan 532 ribu ton dapat tercapai.
Instruksi tersebut disampaikan dalam rakor optimalisasi penyerapan gabah dan beras, di Bulog Kanwil Jateng, Rabu (5/2/2025). Poin tersebut merupakan salah satu dari enam arahan Nana Sudjana, agar penyerapan gabah dan beras di Jawa Tengah optimal.
Dia berharap Bulog mampu menyerap gabah sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yakni Rp 6.500 per kg gabah kering panen dan Rp 12.000 per kg beras, tanpa memandang kualitas. “Namun, petani juga kami minta tetap siapkan gabah dan beras yang berkualitas,” pinta Nana.
Dalam kesempatan itu, Nana meminta Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi (Perpadi), mempersiapkan minimal 20 persen dari hasil produksi yang akan dibeli oleh Bulog. Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah bersama Kodam IV/ Diponegoro, juga diminta melakukan pendampingan dalam pelaksanaan penyerapan gabah dan beras.
Dalam pengoptimalan penyimpanan hasil serapan, Nana menginstruksikan Disperindag provinsi dan kabupaten/ kota agar membantu Bulog, dengan mendayagunakan gudang yang telah ada. Dan yang tak kalah penting, PJ Gubernur Jateng ini juga minta stakeholder terkait bersinergi membina petani pada saat panen, agar gabah dan beras yang dihasilkan tetap berkualitas.
Di lain sisi, Kepala Kanwil Bulog Jateng, Sopran Kennedy mengatakan, target serapan pada 2025 meningkat 400 persen dari tahun sebelumnya. Dalam upaya menuntaskan serapan hasil produksi petani sebanyak 532 ribu ton, pihaknya menyiapkan gudang penyimpanan berkapasitas 75 ribu ton.
Untuk mengatasi kekurangan gudang penyimpanan, sejumlah strategi telah disiapkan. Pihak Bulog akan kerja sama dengan gudang filial, baik sistem sewa atau pinjam pakai. Juga bekerjasama dengan TNI, BUMN.
"Resi gudang pada fasilitas yang dikelola dinas perdagangan, maupun pemda. Tentunya kita akan asesmen kelayakannya, untuk penyimpanan komoditi beras,” jelasnya.
Pihaknya berencana mengusulkan mobilisiasi nasional (mobnas) out, hasil serapan gabah atau beras ke wilayah lain. Dengan cara itu, akan didapatkan ruang kosong, yang akan menambah kapasitas gudang penyimpanan.(*)
Editor : Langgeng Widodo
Artikel Terkait