SOLO,iNewsMuria.id- Pertempuran hanya berlaku di lapangan saja, di luar itu semua saudara. Inilah yang diterapkan atlet pada ajang Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024.
"Betul (menguatkan persaudaraan), karena seluruh Indonesia menyatu dalam sebuah kompetisi olahraga. Kita saling bertemu dari provinsi, bahkan antarpulau," ucap Pelatih Para Panahan Jawa Tengah, Idya Putra Harjianto saat ditemui di Lapangan Kottabarat, Senin (7/10/2024).
Sebagai tim tuan rumah Jawa Tengah, Idya mengucapkan selamat datang kepada kontingen seluruh provinsi.
"Dari ujung barat Aceh hingga ujung timur Papua, kita menjadi satu Indonesia untuk semangat menambah daya juang dan menjadi patriot olahraga, supaya nanti bisa terseleksi menjadi tim Pelatnas yang bisa membawa nama Indonesia di kancah internasional," sambung Idya.
Dia berharap para peserta nyaman berada di Kota Solo dan tiga kabupaten lainnya di Solo Raya yang menjadi tuan rumah PEPARNAS XVII.
"Untuk teman-teman dari provinsi lain selamat datang di Kota Solo. Kota Solo ini adalah kota paling nyaman, kulinernya juga luar biasa enak semua. Jadi selamat datang dan selamat bertanding untuk kontingen seluruh Indonesia," ujar Idya.
Sebagai tim tamu, atlet dari Riau M Yani ini juga semringah bisa bertemu rekan-rekannya dari berbagai daerah. Mengingat, ada sejumlah wajah yang tak lagi asing bagi pria berusia 43 tahun tersebut.
"Sebagian saya sudah ada yang kenal. Karena sebelumnya saya juga sudah pernah ikut. Jadi ada yang kenal. Kalau yang lebih akrab itu dari kontingen Jawa Timur," beber atlet yang terjun di divisi compound itu.
Selain wajah lama, Yani juga bersua dengan atlet-atlet baru. Meski mereka belum kenal atau dekat, namun tali persaudaraan sudah mulai tumbuh. Terbukti, mereka tak segan menyapa satu sama lain.
"Bagus. Semuanya sangat friendly, sangat bersahabat semua. Harapannya semua berjalan dengan baik. Berjalan dengan fairplay, semuanya menjadi sang juara," imbuh Yani.
Atlet-atlet ini berjumpa saat melakoni official practice di Lapangan Kottabarat, Senin (7/10/2024).
"Alhamdulillah sekarang persaingannya mulai bagus semuanya. Hampir merata, alhamdulillah. Untuk regenerasi teman-teman untuk membela tim nasional, membela negara," ujar Kholidin, atlet kategori elite dari DKI Jakarta.
Sebagai atlet elite, Kholidin hanya diperbolehkan turun di satu nomor. Kali ini, atlet yang lolos Paralimpiade Paris 2024 tersebut masuk di divisi Recurve.
PEPARNAS XVII yang menjadi sarana menjalin silaturahmi dan komunikasi antarkontingen juga diamini peserta asal Kalimantan Timur.
"Kami datang ke sini untuk persahabatan, mengenal lebih banyak lagi kawan-kawan yang dari daerah lain, kita saling bertukar ilmu, entah itu kelemahan atau kelebihan, kami tujuannya di sini untuk berjuang dan menargetkan lima medali," tutur pelatih boccia Kalimantan Timur, Muhammad Adiyaksa Putra.
Adiyaksa menyebut persaingan di lapangan boleh berjalan ketat, namun rasa persaudaraan tetap dapat terjalin di di luar arena.
"Untuk persaingan dalam cabang olahraga (cabor) ini kita anggap sebagai lawan di lapangan, tapi di luar kita tetap kawan, Kita saling adu strategi dalam permainan dan saat di lapangan bergantung pada kecerdasan atlet, kalau ia rajin berlatih pasti ia menuai hasil terbaik," imbuh Adiyaksa.
Di sisi lain, Provinsi Papua Barat mengirimkan enam atlet yang mengikuti cabor boccia. Salah satunya atlet berusia 12 tahun, Peiters Hans Ficktor Warikar, yang langsung berhadapan dengan atlet elite Muhammad Bintang Satria.
Meski kalah, pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga, terutama sebagai modal menuju persaingan di kategori nasional. Pieters tak akan bertemu Bintang lagi ada kategori nasional.
"Atlet kami baru dibentuk sekitar tiga bulan yang lalu dan memang dia membutuhkan pembentukan fisik dan stamina yang baik. Dia tadi bermain melawan atlet elite (Bintang) ini menjadi pengalaman yang dan kami belajar banyak darinya, ke depan kami akan bentuk para atlet kami agar siap di peparnas yang akan datang," ucap pelatih boccia Papua Barat, Arnold Ruben Epaa.
Atlet elite boccia Gischa Zayana menilai perkembangan boccia di Indonesia sangat bagus dan PEPARNAS XVII bisa jadi ajang regenerasi atlet baru.
"Saya ikut nomor pertandingan BC2 putri, Terlihat para atlet nasional ini juga bagus-bagus, bisa buat regenerasi juga, Perkembanganya juga lumayan, kayaknya kalau dilatih lebih lama lagi bisa lah berlaga di ajang internasional, kan ajang-ajang kayak gini buat nyari generasi atlet baru,” curhat Gischa.
PEPARNAS XVII tak hanya menjadi ajang bersaing untuk meraih prestasi, tapi juga untuk cari pengalaman dan saling membantu.
"PEPARNAS di Solo bagus, untuk venue bagus di hotel. Oke semua lah," ujarnya, salah satu atlet anggar kursi roda, Julio Herbimawan.
Julio mengaku ini merupakan kali pertama ikut PEPARNAS. Dia merasa senang karena bisa bertemu dengan teman-teman dari daerah lain.
"Ini event pertama saya. Rasanya pasti senang, bertemu teman-teman dari daerah lain. Perasaan seru, hebat-hebat semua lawannya. Meski bertarung tapi tetap menjalin silaturahmi dengan atlet yang lain," kata atlet asal DKI Jakarta ini.
Sementara itu, atlet judo tunanetra 73 kilogram (kg) asal Jawa Timur, Imam Baroni, mengaku banyak bertemu atlet lain.
“Kalau interaksinya dengan atlet lain baru hari ini. Kami bertemu banyak atlet dari berbagai daerah dan saling sapa, menanyakan kabar atau sekadar bertukar jadwal pengukuran berat badan,” papar dia.
Dia berkesan dengan pembukaan PEPARNAS XVII di Solo yang berlangsung tadi malam.
“Pembukaannya istimewa sekali kemarin. Kalau untuk acara turnamennya juga bagus, ramah untuk disabilitas dan semua bisa dapar dan bertanding secara maksimal,” jelas Iman.(*)
Editor : Langgeng Widodo
Artikel Terkait