Waspada Stroke pada Bayi: Kenali Penyebab dan Gejala Awal yang Kerap Luput dari Perhatian
JAKARTA, iNewsMuria - Meskipun stroke identik dengan penyakit pada usia tua, kondisi ini faktanya dapat menyerang siapa pun, termasuk bayi yang baru lahir. Kasus stroke pada bayi tergolong langka, namun diperkirakan terjadi pada sekitar 1 dari setiap 3.000 kelahiran.
Fakta ini dikonfirmasi oleh pengalaman dr. Zicky Yombana Babeheer, Sp.N, AIFO-K, yang pernah menangani pasien stroke termuda. “Pasien saya yang termuda adalah bayi. Saya pernah ada konsul bayi umur 27 hari,” kata Zicky di Jakarta, baru-baru ini.
Dr. Zicky menjelaskan bahwa stroke adalah gangguan di otak, sehingga siapa pun yang memiliki otak berisiko mengalaminya. Penyebab stroke pada bayi dapat berbeda-beda, tetapi sering kali disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak akibat penyumbatan atau perdarahan.
Dalam kasus yang ia tangani, penyebab utama stroke pada bayi adalah pembekuan darah yang abnormal. “Kalau diibaratkan, ada tiga komponen, pompa, pipa, dan air... Kalau darahnya kental, mengalirnya lancar apa enggak? Tidak, akhirnya mampet,” lanjut Zicky menjelaskan mekanisme tersebut.
Berbeda dengan orang dewasa, gejala stroke pada bayi jauh lebih sulit untuk dikenali karena bayi belum mampu menunjukkan keluhan spesifik. “Bayi itu untuk diketahui stroke atau enggak, agak repot, karena kenapa? Kan kalau orang sering jalan, tangan, kaki bergerak, kalau bayi belum banyak bergerak,” ungkapnya.
Beberapa tanda yang perlu diwaspadai orangtua antara lain gerakan tubuh yang tidak seimbang atau hanya satu sisi tubuh yang tampak aktif. Tanda yang spesifik juga dapat terlihat dari tangisan bayi yang tampak “miring” ke satu sisi wajah.
Kebiasaan membedong bayi yang umum di Indonesia juga membuat tanda-tanda awal ini makin sulit terlihat karena gerakan bayi menjadi terbatas. “Biasanya, kelihatan dari nangisnya, nangisnya miring,” sebut Zicky, mengimbau orangtua agar lebih peka.
Terkait pencegahan spesifik, dr. Zicky menuturkan belum ada cara khusus, namun prinsip dasarnya adalah menjaga kondisi jantung, pembuluh darah, dan darah bayi. Pemahaman yang cepat mengenai gejala dan faktor penyebab dapat membantu proses deteksi serta penanganan yang tepat, sehingga peluang pemulihan fungsi otak dapat meningkat.
Editor : Arif F