Ngorok Saat Tidur Bisa Bunuh Diam-Diam! Ini Tanda Bahaya yang Harus Diwaspadai

JAKARTA, iNewsMuria - Mendengkur atau ngorok saat tidur sering dianggap sebagai kebiasaan sepele yang hanya mengganggu pasangan. Padahal, hal ini bisa menjadi tanda awal penyakit berbahaya seperti Obstructive Sleep Apnea (OSA). Gangguan tidur ini tidak hanya memicu suara dengkuran keras, tetapi juga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke jika dibiarkan tanpa penanganan tepat.
Keluhan yang ditimbulkan akibat mendengkur kronis semakin meresahkan, mulai dari sulit berkonsentrasi hingga sering lalai saat bekerja, yang berdampak pada produktivitas harian. Bagi penderita, gejala seperti mudah lupa dan mengantuk siang hari sering kali membuat aktivitas sehari-hari terhambat, sehingga penting untuk segera mencari solusi medis yang efektif.
Terkait penanganan dengkuran atau ngorok, RS Mandaya Royal Puri menghadirkan terobosan baru melalui peluncuran Pusat Terpadu Penanganan Sinus dan Dengkuran yang dirancang khusus untuk mengatasi akar masalah mendengkur. Pusat ini menawarkan layanan komprehensif bagi penderita gangguan tidur, membantu mereka bernapas lega dan tidur berkualitas tanpa rasa khawatir berlebih.
"Banyak pasien selama ini menunda pengobatan karena takut operasi besar, tapi dengan plasma coblation minimal invasif di Mandaya, kekhawatiran itu sirna karena prosedur cepat dan nyaman," ungkap Erwin Suyanto, Public Relation Manager Mandaya Hospital Group, dalam keterangannya, Minggu (5/10/2025).
Kolaborasi strategis antara RS Mandaya Royal Puri dan Ultrastructural Biophysics Research Institute (UBRI) dari Italia melahirkan pusat ini sebagai komitmen nyata dalam penyembuhan minimal invasif. Teknologi canggih yang diadopsi langsung dari pakar Eropa memastikan penanganan dengkuran dan sinusitis kronis dengan pendekatan modern yang aman dan cepat.
"Sinusitis kronis, radang amandel, hingga Obstructive Sleep Apnea kini bisa ditangani tanpa operasi besar, dengan metode yang lebih efektif dan nyaman," ujar Erwin.
Salah satu inovasi unggulan adalah Quantum Molecular Resonance (QMR), terapi berbasis gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi yang mengecilkan jaringan berlebih penyebab sumbatan saluran napas pada penderita OSA. Prosedur ini bekerja presisi tanpa merusak sel sehat sekitarnya, sehingga meminimalkan rasa sakit dan mempercepat pemulihan pasien dari mendengkur malam hari.
Dokter spesialis THT dr. Abdillah Hasbi, Sp.THT-BKL, MPH, yang telah menjalani pelatihan intensif di Italia bersama Prof. Lino Di Rienzo Businco, memimpin penerapan QMR di pusat ini. Prof. Businco, pakar THT internasional yang pernah menangani tokoh seperti Andrea Bocelli dan Francesco Totti, turut berbagi pengalaman operasi Turbinate Hypertrophy menggunakan QMR pada 2-3 Oktober 2025 bersama tim Mandaya.
Selain QMR, pusat ini memperkenalkan balloon sinuplasty untuk sinusitis kronis tanpa operasi besar dan plasma coblation untuk radang amandel dengan waktu prosedur hanya 15 menit. Teknologi plasma coblation minim perdarahan sehingga pasien tidak perlu tampon pasca-tindakan, menjadikannya pilihan ideal bagi yang takut bedah invasif.
Editor : Arif F