Bukan Hanya Mode, Ini Rahasia di Balik Kebangkitan Busana Muslim di Tanah Air

JAKARTA, iNewsMuria - Perkembangan pesat terjadi dalam industri busana muslim di Tanah Air yang kian beragam. Fenomena ini membuktikan bahwa kreativitas tidak pernah mati, bahkan dalam batasan-batasan yang ada.

Menurut desainer Unilahwati, mereka yang berbusana lebih tertutup kini memiliki kesempatan untuk mengekspresikan diri tanpa harus mengorbankan keyakinan agama. Hal ini sejalan dengan apa yang dirasakan Unilahwati selama berkiprah di dunia mode.

“Kami percaya bahwa setiap muslimah harus mampu mengekspresikan gaya pribadinya sekaligus berpegang teguh pada keyakinan agama,” kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (1/8/2025). 

Unilahwati juga mengamini bahwa era kini adalah era kolaborasi, di mana desainer dari lini berbeda bisa melahirkan karya baru yang inovatif. Pernyataan ini disampaikan setelah menggelar acara Spiritual Healing “Menyembuhkan Hati dan Mempercantik Jiwa.” Acara tersebut juga menampilkan fashion show koleksi terbaru dari lini busana Nobby dan memperkenalkan Yutie Syar’i.

“Yutie Syarie menampilkan Lumara Collection dan An-Nur Collection. Lini busana ini mendedikasikan diri untuk pakaian sopan dan sesuai syariat Islam,” ujar Unilahwati. Ia menegaskan, Nobby sendiri fokus pada busana muslim bergaya elegan dan berkelas.

Dengan mengelola dua lini busana yang memiliki karakter berbeda, Unilahwati berjanji tidak akan kewalahan dalam menciptakan karya. Baginya, fashion tidak hanya soal penampilan luar, tetapi juga menyentuh hati dan jiwa.

“Saya dan tim menghadirkan modest fashion yang tidak hanya indah dipandang, tapi juga bermakna bagi muslimah,” imbuhnya. Komitmen ini terlihat dari peluncuran situs resmi Nobby dengan desain lebih segar, elegan, dan mudah digunakan.

Sebelumnya pada Mei 2025, Unilahwati juga berhasil menarik perhatian publik dengan koleksi Maharani di Indonesia Fashion Week (IFW) 2025. Koleksi ini merefleksikan bagaimana wanita masa kini menulis babak baru dalam hidupnya dengan percaya diri tanpa kehilangan sentuhan feminitas.

Editor : Arif F