Redam Gejolak, Yayasan Al Abidin Solo Buka Komunikasi dengan Orang Tua Siswa Lewat Komite Sekolah

SOLO,iNewsMuria.id-Setelah sempat menjadi sorotan publik Kota Solo beberapa bulan lalu, situasi antara orang tua siswa dan Yayasan Al Abidin kini berangsur kondusif.
Aksi damai yang sempat digelar tiga kali oleh puluhan orang tua murid di bawah naungan Persatuan Orang Tua Murid Al Abidin (Portal), menjadi babak penting dalam perjalanan komunikasi antara orang tua dan pihak yayasan.
Aksi tersebut menuai perhatian luas lantaran menyuarakan isu-isu sensitif seputar pengelolaan keuangan di lembaga pendidikan bertaraf internasional.
Tuntutan yang dibawa bukan tanpa dasar. Portal mengangkat sejumlah isu penting, mulai dari transparansi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), evaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG), penolakan terhadap biaya air galon yang dianggap tidak layak minum, hingga permintaan untuk membebaskan guru dari pengelolaan dana sedekah siswa seperti Peduli Kawan (Peka) dan Tabungan Sedekah Subuh Keluarga (TSSK).
Kekecewaan sempat memuncak karena Ketua Yayasan tak hadir dalam tiga kali kesempatan dialog, bahkan ketika difasilitasi langsung oleh DPRD Kota Surakarta dan Dinas Pendidikan.
Puncaknya, Portal mengancam akan menghentikan pembayaran SPP jika tuntutan tidak segera ditanggapi.
Pihak Yayasan akhirnya mengambil langkah penting dengan menghentikan program Peka dan TSSK, dua kegiatan penggalangan dana siswa yang pelaksanaannya sempat dianggap membebani guru dan mengganggu proses pembelajaran di kelas.
Keputusan tersebut menjadi titik balik yang menurunkan suhu konflik. Kini, setelah sekian bulan berlalu, suasana pendidikan di lingkungan Yayasan Al Abidin mulai kondusif.
Tidak ada lagi aksi lanjutan, dan komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua mulai kembali dijalin dalam jalur yang lebih terstruktur.
Kuasa hukum Yayasan Al Abidin, Imam Al Ghazali Hide Wulakada, menanggapi situasi ini dengan menyebut bahwa akar permasalahan yang muncul berasal dari kesalahpahaman dalam memahami sistem pengelolaan dana yayasan.
“Perlu dipahami bahwa dana yang masuk dari orang tua siswa tidak hanya digunakan untuk operasional sekolah masing-masing, tapi juga untuk pengembangan seluruh unit pendidikan di bawah yayasan, termasuk wilayah yang baru,” ujar Al Ghazali saat ditemui di kantornya, Selasa (29/7/2025).
Al Ghazali menegaskan bahwa yayasan selalu berpegang teguh pada regulasi pemerintah, khususnya dari Kementerian Pendidikan.
Menurutnya, segala bentuk masukan dari orang tua hendaknya disalurkan secara resmi melalui Komite Sekolah, bukan melalui saluran komunikasi yang bersifat informal atau spekulatif.
Ia juga menyampaikan harapan agar hubungan antara sekolah dan orang tua bisa kembali harmonis.
“Saya mengajak seluruh orang tua siswa untuk menjaga etika komunikasi, terutama di ruang digital. Hindari penyebaran informasi yang berpotensi memicu fitnah atau mencemarkan nama baik lembaga,” tegasnya.
Editor : Arif F