Daftar 7 Makam Leluhur yang Diziarahi Bupati Witiarso Utomo Jelang Hari Jadi Jepara ke-476

JEPARA, iNewsMuria– Tujuh makam leluhur diziarahi Bupati Jepara Witiarso Utomo dan Forkompinda serta sejumlah elemen lainnya jelang Hari Jadi Jepara ke-476 tahun ini.
HUT Jepara diperingati tiap 10 April. Tanggal itu merujuk pada penobatan Ratu Kalinyamat sebagai pemimpin Jepara ratusan tahun lalu
Ziarah makam leluhur yang dilakukan Witiarso Utomo ni merupakan yang perdana sejak ia resmi menjabat sebagai Bupati Jepara. Jika biasanya, Bupati Jepara hanya sekitar lima makam yang diziarahi, kali ini ada tujuh pusara.
Dengan mata yang teduh dan sikap penuh hormat dengan laku puasa, Bupati Witiarso Utomo memulai perjalanannya dari makam Sayyid Abu Bakar Alhadad di Kelurahan Panggang.
Di bawah naungan bangunan makam dan suara doa yang lirih, Witiarso menundukkan kepala, mengirimkan doa kepada sosok ulama besar yang menjadi bagian dari sejarah spiritual Jepara.
Perjalanan dilanjutkan ke makam Pangeran Syarif di Kelurahan Saripan, lalu ke makam Tjitrosomo II di Bapangan, dan Tjitrosomo I di Desa Sendang. Setiap titik ziarah menjadi saksi bisu betapa Jepara tumbuh dari jejak para tokoh yang mengabdikan hidupnya demi masyarakat dan tanah kelahirannya.
"Ziarah ini menjadi napas awal dari rangkaian Hari Jadi ke-476 Jepara. Sebuah pengingat bahwa dalam setiap langkah ke depan, Jepara selalu membawa serta kekuatan masa lalu yang penuh doa, perjuangan, dan cinta tanah kelahiran," kata Mas Wiwit, sapaan akrabnya, Selasa (8/4/2025)
Setelah itu, Bupati dan rombongan juga berziarah ke makam Waliyullah Habib Sodiq Syekh Jafar Sodiq Al Idrus atau Yek Nde, sosok yang dihormati karena ketulusan dan kebijaksanaannya. Tangis haru beberapa peziarah pecah dalam hening, saat doa dipanjatkan.
Lalu, Bupati Witiarso Utomo mengayunkan langkahnya ke komplek Mantingan, Tahunan Jepara.
Di hadapan makam Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin, ia khusyu melantunkan tahlil dan doa. Ia juga berdiri lama.
Di makam ini, sejarah tentang kepemimpinan yang tangguh dan keberanian seorang perempuan yang luar biasa seolah hidup kembali. Ratu Kalinyamat, perempuan perkasa yang mengukir kejayaan Jepara dengan keberaniannya menentang penjajahan, menjadi inspirasi tak lekang oleh zaman.
Ziarah ditutup di makam Mbah Daeng, atau Habib Muhammad bin Syekh bin Abdurrahman bin Yahya di Desa Krapyak. Di tempat itu, suasana menjadi sangat hening, seolah seluruh semesta turut meresapi makna kebersahajaan dan keteguhan para leluhur Jepara.
“Ini bukan hanya mengenang, tapi juga belajar. Mereka mewariskan bukan hanya tanah dan nama, tapi juga nilai, keberanian, dan cinta yang dalam pada Jepara. Tugas kita hari ini adalah menjaga warisan itu, dengan hati, dengan kerja, dan dengan keikhlasan,” ucap Bupati Witiarso lirih.
Setiap selesai memanjatkan doa, Bupati Witiarso Utomo, Ketua DPRD Jepara Agus Sutisna dan Forkompinda, dua anggota DPR RI Jamaludin Malik, Hindun Anisah serta anggota DPRD Jateng Andang Wahyu Triyanto menabur bunga di atas makam sebagai penutup perjalanan spiritual yang penuh makna.
Laku itu juga simbol cinta serta hormat pada tokoh besar yang membentuk wajah Jepara.
Ketua DPRD Jepara Agus Sutisna berharap Hari Jadi ke-476 ini menjadi momentum menuju kemajuan Bumi Kartini. Pihaknya siap bersinergi dengan Bupati Witiarso Utomo dan jajarannya agar program kerja yang sudah dicanangkan membawa Jepara lebih maju.
"Tupoksi legislatif akan kita jalankan dengan maksimal semisal soal pengawasan, penganggaran hingga pembuatan regulasi. Tapi muaranya sama untuk kemaslahatan Jepara dan warganya," tandas politisi PPP ini. (*)
Editor : Langgeng Widodo