JAKARTA, iNewsMuria - Komunitas kibordis dan pianis Indonesia resmi mengumumkan KUBI atau Kibordis Untuk Bangsa Indonesia kini menjadi sebuah organisasi. Komunitas pemain keyboard dan piano ini mulanya dibentuk pada Agustus 2015 atas inisiatif founder Fadhil Indra untuk mempererat tali silaturahmi sesama kibordis dan pianis dari semua jenis musik.
Kini setelah resmi menjadi organisasi, KUBI mempunyai visi misi untuk berkontribusi memajukan musik Indonesia. KUBI memiliki sejumlah program tujuannya untuk memajukan kibordis dan pianis di seluruh Indonesia. Salah satunya programnya adalah pendidikan musik.
"KUBI melaksanakan program pertamanya yaitu pendidikan musik, program-program KUBI akan menjadi agenda tetap dan tentunya KUBI berharap dengan sangat dapat bersinergi dengan para stakeholder di negeri kita yang tercinta ini," ungkap Wakil Ketua I KUBI, Teffy Mayne saat konferensi pers di DSS Music, Jakarta Selatan, Senin (26/8/2024)
Program pendidikan musik dari KUBI akan melibatkan sejumlah tokoh musik ternama dan kompeten di bidangnya. Program ini nantinya bakal menjaring para peserta dari berbagai daerah untuk menjadi wadah para peserta berbagi pengalaman dan menambah ilmu.
"Kita harus saling memberi masukan, dan terus berkembang," beber Fadhil Indra, Wakil Ketua II KUBI.
Beberapa musisi turut hadir saat peluncuran dan peresmian organisasi KUBI di antaranya, Tamam Husein, Ferdinand Marsa, Chandra Darusman, Addie MS, dan lain-lain.
Program KUBI juga mendapat dukungan dari sejumlah musisi senior seperti Addie MS, Candra Darusman, hingga Donny Hardono alias Donny DSS. Para tokoh tersebut memberi apresiasi atas semangat serta visi KUBI ke depannya.
"Kita butuh berkumpul, berserikat untuk memperjuangkan sesuatu secara kolektif, lebih punya suara. Saya mendukung terbentuknya KUBI yang diisi orang-orang hebat," ungkap Candra Darusman.
KUBI atau Kibordis Untuk Bangsa Indonesia awalnya merupakan sebuah komunitas kibordis dan pianis yang didirikan pada Agustus 2015 atas inisiatif Fadhil Indra.
Komunitas itu dibentuk untuk mempererat tali silaturahmi sesama kibordis dan pianis dari semua jenis musik. Dari hanya beberapa gelintir anggota, KUBI makin berkembang selaras dengan bertambahnya anggota KUBI yang saling membagi ilmu dalam bidang musik.
Pada Februari 2017, para anggota merencanakan sebuah pagelaran 100 Kibordis dan berkonsultasi kepada Donny Hardono yang juga seorang kibordis senior. Donny Hardono kemudian membantu KUBI dalam melakukan segala persiapan teknis maupun nonteknis dan konser pertama KUBI dilaksanakan pada 20 Mei 2017 di Graha Bhakti Budaya Jakarta.
Pada saat itu penampilan musik terbagi dalam beberapa jenis yaitu, klasik, elektronik, jazz, pop, dangdut, anak-anak, world music, dan rock.
Kegiatan yang melibatkan 132 pianis serta kibordis tersebut dicatatkan sebagai World Record Holder oleh Record Holders Republic. Selain itu, Konser 100 Kibordis juga diadakan dalam rangka peresmian 100 RPRTA pada 10 Oktober 2017 di Monas.
Dengan bertambahnya anggota, maka tumbuh ide agar KUBI bisa berkontribusi kepada masyarakat Indonesia dengan dapat memajukan bangsa melalui musik, dalam membuat lagu baru, dan pendidikan.
Ide-ide tersebut telah terkumpulkan, namun pada 2020 pandemi melanda seluruh dunia dan membuat industri musik diam Meski demikian, ide-ide agar KUBI berkembang tetap kuat.
KUBI juga bekerja sama dengan PAPPRI melaksanakan konser 100 Vokalis 100 Kibordis di Kemang Village pada 18 Maret 2023 dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional.
KUBI melanjutkan dan mengembangkan ide-idenya pada 2023 sehingga diputuskan agar KUBI menjadi organisasi resmi. Munas pertama dilakukan pada 2 Desember 2023 di DSS Music yang sekaligus menjadi kantor sekretariat KUBI.
"Dengan KUBI telah disahkan sebagai organisasi resmi, KUBI menyiapkan program-program yang dapat memajukan kibordis hingga pianis Indonesia dan juga masyarakat Indonesia," tambah Fadhil Indra.
Kini, KUBI yang diketuai oleh Krishna Siregar memiliki anggota sekitar 229 orang dari berbagai daerah. KUBI bertekad untuk terus mengadakan program yang berguna bagi anggota maupun masyarakat Indonesia.
Editor : Langgeng Widodo